dan mensinergikan program/ kegiatan di Kabupaten Boyolali untuk peningkatan IPM di Kabupaten Boyolali, maka BP3D Kabupaten Boyolali menyelenggarakan Workshop Analisis Indeks Pembangunan Manusia dan Penurunan Angka Kemiskinan di Kabupaten Boyolali untuk menganalisa angka IPM yang nantinya dipakai sebagai bahan Program/Kegiatan untuk Mendukung Capaian Target kenaikan IPM, sekaligus juga sebagai upaya dalam menekan angka kemiskinan di Kabupaten Boyolali. Hasil Workshop selanjutnya diharapkan akan menjadi salah satu pegangan/bahan informasi yang penting bagi para Kepala OPD untuk mengkaji Program dan kegiatan di masing masing OPD yang mendukung capaian target kenaikan IPM dan pengurangan kemiskinan di Kabupaten Boyolali.
Sambutan Workshop dari Bupati Boyolali dibacakan oleh Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Boyolali Bapak Drs. Nur Kamdani, MM. Dalam sambutannya Bupati Boyolali menekankan penting usaha untuk meningkatkan Angka IPM di Boyolali secara signifikan dengan cara mengidentifikasi persoalan daerah, memperoleh masukan, dan merumuskan langkah-langkah konkret untuk mendukung pelaksanaan kajian program/kegiatan untuk mendukung capaian target IPM. Sekaligus upaya – upaya yang bisa dilaksanakan dalam rangka Penurunan Angka Kemiskinan di Kabupaten Boyolali, sehingga tujuan pembangunan di Boyolali bisa tercapai salah satunya meningkatnya kesejahteraan masyarakat Boyolali.
NARASUMBER DAN MATERI
1. Prof. Dra. Indah Susilowati, M.Sc, Ph.D guru besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Univeritas Diponegoro Semarang dengan materi Kebijakan Umum Peningkatan Angka IPM dan Penurunan Angka Kemiskinan di Daerah.
2. Drs. Sugita, MM dari BPS Kabupaten Boyolali dengan materi Penjelasan Umum IPM
3. Sudarmadi, S.ST dari BPS Kabupaten Boyolali dengan Materi Penjelasan Posisi Indeks Pengeluaran dan variabelnya di Kabupaten Boyolali
4. Ratna Setyowati, S,SI,MT,MA dari BPS Kabupaten Boyolali dengan Materi Penjelasan Posisi Indeks Kesehatan dan variabelnya di Kabupaten Boyolali
5. Ana Afiqotul Azkiyah, S.ST. Msi dari BPS Kabupaten Boyolali dengan Materi Penjelasan Posisi Indeks Pengetahuan dan variabelnya di Kabupaten Boyolali
6. Kepala Bappeda Kabupaten Sleman sebagai Best Practise Pencapaian IPM di Kabupaten
IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR).
IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar:
1. Umur panjang dan hidup sehat
2. Pengetahuan
3. Standar hidup layak
IPM Kabupaten Boyolali tahun 2018 sebesar 73,22 naik 0.76% dibandingkan tahun 2017 sebesar 72,46, dan masih di atas nilai IPM Jawa Tengah yang mencapai 71,15 sedangkan target di RPJMD tahun 2021 sebesar 73,49 bisa tercapai
IPM Boyolali sebenarnya sudah masuk kategori tinggi, namun belum mampu mengimbangi peningkatan IPM Kabupaten lain di Jawa Tengah. Berdasarkan penghitungan angka IPM pada tahun 2018 IPM Kabupaten boyolali menempati peringkat ke 5 dari Kabupaten/Kota Se Soloraya, dan Peringkat ke 12 dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. Jika dibandingkan dengan kawasan di sekitarnya seperti Kabupaten Klaten dan Kabupaten Karanganyar yang memiliki kemiripan karakteristik, pembangunan manusia di Kabupaten Boyolali perlu lebih ditingkatkan agar tidak tertinggal dengan daerah yang lain.